Jumat, 27 Desember 2019

MIRACLE (Chapter 2)

"Aku Ryouta Wistaria salam kenal," jawabnya dengan senyum tipis.

"Aku Marsha Himura, salam kenal." jawabku dengan senyum manis tentunya.

"Panggil aja Ryou, Marsha." katanya dengan santai.

"Ok, sebaiknya aku pulang dulu." kataku sambil tersenyum.

"Apa kau mau ku antar?" tanyanya sambil menawarkan diri.

"Tidak perlu." jawabku dengan menggelengkan kepala.

"Sebaiknya aku antar. Lagi pula sudah gelap, akan berbahaya bagimu." bantahnya.

"Tapi...," jawabku ragu

"Tidak ada tapi-tapian, ayo" jawabnya sambil menarik tanganku.

Saat perjalanan kami berdua, suasananya hening menunggu salah satu bicara. Akhirnya aku yang mulai berbicara.

"Ryou, kau tidak dimarahi oleh orang tuamu?" tanyaku ke Ryou sambil meliriknya sekilas.

"Tidak, mereka berdua tidak peduli dengan anaknya sendiri dan membebaskan anaknya sendiri melakukan apapun." jawabnya dengan berwajah sendu.

"Apa kau tidak apa-apa? Mukamu sangat pucat." kataku saat melihat keadaannya.

"Tidak apa-apa." jawabnya yang dingin.

"Anu... Sebenarnya mau sampai kapan kau menarik tanganku?" kataku sambil merona di pipiku.

"Eh! Maaf, maaf" jawabnya yang terkejut dengan wajah yang memerah.

"Hei Ryou," kataku yang terpotong saat mendengar suara mobil kearah kami.

"Kyaa!!!" teriakku yang tiba-tiba ada truk di depanku.

"Awas Marsha!!" teriak Ryou sambil melompat kearahku untuk menghindar truk besar.

'Ada apa? Mengapa ini bisa terjadi? Aku lihat truk itu menuju ke arahku. Sebenarnya apa yang terjadi? Tadi kusempat lihat truk itu sempat berhenti di depanku. Walaupun sebentar tapi aku sangat yakin. Apa ini keajaiban bahwa aku diselamatkan?' bantinku sambil gemetar hebat.

"Marsha, kau baik-baik saja?" tanya Ryou dengan wajah khawatir.

"Ya," jawab Marsha yang masih gemetar hebat.

"Sebaiknya kita cepat pulang. kau pasti masih terkejut dengan kejadian hari ini." ucap Ryou.

"Y-ya.." jawab Marsha.

"Ayo," kata Ryou sambil menarik tubuh Marsha untuk berdiri.

"Ti-tidak bisa, kakiku tidak kuat berdiri." jawab Marsha yang masih duduk lemas di jalanan.

"Baiklah aku akan menggendongmu," kata Ryou.

"Terimakasih," jawab Marsha malu-malu.

"Tidak masalah, marsha." jawabnya santai.

Sekian waktu berlalu akhirnya Marsha dan Ryou sudah tiba di depan rumah gadis itu. 

"Terimakasih Ryou, kau sudah mengantarku ke rumah." ucap Marsha dengan senyum tipis.

"Tidak masalah. Itu kewajiban seorang laki-laki." jawabnya sambil terkekeh kecil.

"Baiklah." jawabku terkekeh mendengar kata Ryou.

Aku berjalan ke pintu rumah dan juga tidak lupa menawar untuk masuk.

"Apa kau mau mampir ke rumahku?" tawar gadis itu dengan senyum manis.

"Tidak Marsha, aku langsung pulang saja. Nanti orangtuaku mencariku kemana-mana." jawabnya dengan senyum tipis.

"Baiklah, hati-hati di jalan." jawab Marsha sambil melambaikan tangan.

"Selamat malam, Marsha." kata Ryou berlalu pergi.



Ryou POV

"Akhirnya aku menemukanmu Marsha Himura." gumamku.

"Kou, akan kuhancurkan kau secara perlahan." ucapku sambil terkekeh.

"Akan kubuat Marsha menjadi milikku dan kau akan mati!" teriakku tanpa peduli orang di sekitarku sambil tertawa keras.


Author POV

Terlihat seseorang di sudut gang melihat Ryou dengan wajah gelisahnya.

"Aku harus memberitahu Kou segera mungkin." kata pemuda itu di balik tembok.

Setelah mendengar perkataan Ryou, pemuda itu langsung pergi untuk melaporkan ke Kou. Ryou yang belum menyadari bahwa ada orang mendengar omongannya dari tadi meninggalkan tempat itu. 

Di sisi lain, Marsha tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya. 
Bahwa Ryou merencanakan sesuatu yang menyangkut hidup dan matinya.


Author POV end

Keesokan hari yang cerah anak kecil SD berumur 9 tahun membangunkan sang gadis berambut merah panjang. Gadis rambut merah tersebut yang masih tidur nyenyak di ranjangnya. Anak kecil yang membangunkan mulai kelelahan membangunkan kakaknya. Akhirnya dengan usaha terakhir teriak.

"Kak! Ada kecoa di samping kakak!!" Teriak shika di sebelah rajang kakaknya.

"Mana!?" Teriaknya tiba-tiba bangun.

"Tidak ada." Kata shika dengan santai.

"Kamu ini💢" kata Marsha menahan kesal.

"Maaf kak. Habisnya kakak susah di bangunin." Kata shika sambil memohon maaf.

Pagi banyak tawa canda kakak adik menjadi hari yang menyenangkan. Setelah mareka beredua berangkat sekolah masing-masing. Sekolah Marsha yang biasanya sepi sekarang begitu banyak orang di depan gerbang sekolah. Katanya ada seorang aktor atau model masuk sekolahnya. Karena itu Marsha melihat apa yang di tunggu.

Pintu mobil terbuka melihat orang yang turun.

"Kau..."







TBC.......





Penulis:

Chelsea Valentine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar